Rahasia Gerakan Shalat Dalam Matematika

Bilangan dan Simbol Bilangan
Bilangan merupakan sesuatu yang abstrak. Bilangan hanya ada di dalam pikiran. Ketika seseorang menyebut “dua”, maka di manakah dua itu berada? Untuk mewujudkan bilangan dua, maka digunakan simbol yang mewakili bilangan dua yaitu “2”. Simbol bilangan inilah yang disebut angka. Ibarat manusia, bilangan itu adalah orangnya dan angka adalah namanya. 
Sistem penulisan bilangan atau sistem numerasi yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari adalah sistem desimal atau dikenal juga dengan sistem numerasi Hindu-Arab.  Sistem desimal ini melibatkan sepuluh angka, yaitu
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Sistem decimal, pertama kali dikembangkan di India yang pada saat itu hanya memuat sembilan angka, yaitu
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

Pada sekitar abad ke-8 Masehi, matematikawan muslim Al-Khwarizmi mengenalkan angka nol dengan sebutan sifr, dan sekarang dikenal dengan nama zero. Sejak saat itulah, terbentuk sistem desimal (karena memuat sepuluh angka) atau sistem Hindu-Arab (karena merupakan perpaduan sistem angka India dan Arab). 

Simbol dalam Gerakan Sholat
Jika memperhatikan posisi seseorang saat melakukan sholat, maka sebenarnya sholat terbagi ke dalam 4 posisi, yaitu secara berurutan adalah posisi berdiri, ruku’, sujud, dan duduk. Jika empat posisi itu dipadankan bentuknya dengan bentuk huruf Hijaiyyah, maka akan diperoleh
a. Berdiri, menyerupai huruf ا (alif)
b. Ruku’, menyerupai huruf ح (ha’)
c. Sujud, menyerupai huruf م (mim)
d. Duduk, menyerupai huruf د (dal)
Jika padanan huruf tersebut disatukan, maka akan diperoleh kata احمد yang bermakna “terpuji”.
Rahasia Shalat

Selain dapat dipadankan dengan huruf Hijaiyyah, posisi duduk, ruku’, sujud, dan duduk dalam sholat dapat juga dipadankan dengan angka desimal. Pemadanan ini akan menghasilkan  
a. Berdiri, menyerupai angka 1 (satu)
b. Ruku’, menyerupai angka 7 (tujuh)
c. Sujud, menyerupai angka  9 (sembilan) dalam posisi diputar 90 derajat ke kiri. Bukan angka 6 diputar ke 90 derajat kanan, karena bulatan atau lingkaran melambangkan kepala. 
d. Duduk, menyerupai angka 2 (dua)

Jadi, akan diperoleh susunan angka 1, 7, 9,  dan 2. Karena angka-angka tersebut mewakili bilangan, maka jika bilangan tersebut dijumlahkan akan diperoleh
1 + 7 + 9 + 2 = 19.
Sholat wajib 5 waktu terdiri dari 17 rakaat, yang terbagi menjadi 2 rakaat shubuh, 4 rakaat dzuhur, 4 rakaat ‘ashar, 3 rakaat maghrib, dan 4 rakaat isya’. Akan diperoleh susunan angka yang akan mewakili bilangan 24434. Susunan angka 24434 diperoleh karena shalat ‘ashar merupakan shalat wustha (tengah) sehingga posisi rakaat shalat ‘ashar berada di posisi tengah. Ternyata 
24434 = 19 x 1286.
Setelah melakukan shalat, disunnahkan melakukan dzikir sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Muslim

Artinya:  Rasulullah SAW berkata: “Barangsiapa yang pada setiap selesai shalat membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali yang jumlahnya  99, dan melengkapinya dengan 100, membaca La ilaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ala kulli syaiin qadir, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan” 

Berdasarkan hadits tersebut, muncullah dua versi jumlah bacaan dzikir setelah shalat. Versi pertama membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, dan La ilaha illallah wahdahu la syarikalahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ala kulli syaiin qadir sebanyak 1 kali. Versi kedua membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, dan La ilaha illallah sebanyak 100 kali. 

Sesuai versi pertama, akan diperoleh bilangan 33, 33, 33, dan 1. Jika digit pada bilangan 33, 33, 33, dan 1 dijumlahkan akan diperoleh
3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 1 = 19
Sesuai versi kedua, akan diperoleh bilangan 33, 33, 33, dan 100. Jika digit pada bilangan 33, 33, 33, dan 100 dijumlahkan akan diperoleh
3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 1 + 0 + 0 = 19
Ada apa dengan bilangan 19? Jika kembali melihat keajaiban matematika pada Al-Qur’an, mengapa selalu muncul bilangan 19? Jawaban sementara adalah karena 19 merupakan bilangan prima.

Sumber: Buku Kiai Matematika
Previous
Next Post »