Kisah Inspirasi dari Cucu Pak Habibie Menjadi juara Matematika tingkat Dunia
Agasha Kareef Ratam
Usianya
memang masih sangat muda. Namun, prestasinya di kancah internasional tidak
diragukan lagi. Dialah Agasha Kareef Ratam, yang sudah berkali-kali
mengharumkan Indonesia di kompetisi tingkat dunia.
Agasha bersama tiga temannya mengikuti Po
Leung Kuk 13th Primary Mathematics World Contest (PMWC) di Hongkong.
Dalam kompetisi ini dia dan rekan setimnya berhasil meraih medali emas untuk
kategori tim dan perak untuk kategori individu.
Cucu
mantan presiden BJ Habibie yang lahir di Boston, 21 November 1997 ini memang sudah menyukai
Matematika sejak kecil. Meski demikian, dia tidak mengikuti satu tes tambahan
pun, hinge berhasil menjadi juara pada kompetisi matematika tingkat provinsi DKI
Jakarta beberapa tahun silam.Ia mengaku sangat bangga telah menjadi pemenang dan
mewakili Indonesia. Sejak itu, orang tuanya pun memberikan pembinaan khusus padanya
agar kemampuan matematikanya lebih berkembang.
Pada
PMWC, Agasha dan teman-temanya harus menyelesaikan 15 soal matematika untuk
kategori tim, dan 10 soal untuk kategori individu. Semua soal berbentuk uraian
dan mereka akui sangat sulit karena bersifat menjebak. Mewakili rekan satu
timnya, siswa berkaca mata ini menyatakan kontingen dari Taiwan, China, dan Hongkong
merupakan lawan paling tangguh. Tim Indonesia
ini selama satu minggu menjelang perlombaan dikarantina dan dilatih dengan menggunakan
soal-soal laomba tahun lalu.
Meski
persiapannya singkat, dalam kesehariannya Agasha selalu menekuni soal-soal
matematika. Pesan dari sang eyang memotivasinya. “Saya disuruh Pak Habibie
banyak membaca buku dan belajar dari buku,” jelas anak tunggal tersebut.
Menjadi Mandiri
Agasha
menyukai buku novel dan komik. Di sekolah, prestasinya pun sangat baik. Dia
merupakan lulusan terbaik SD Al Izhar Pondok Labu Jakarta Selatan.
Ibu
Agasha, Ashoya mengaku menyerahkan segala keputusan kepada anaknya untuk
menekuni bidang apapun yang disukainya. Ia hanya mendukung perjalanan hidup
anaknya.
Selain
itu, menurutnya, keikutsertaan Agasha pada lomba-lomba matematika internasional
membuat Agasha lebih mandiri. Ashoya juga tidak sulit melepasnya, sebab sebelum
ke Hongkong, Agasha sudah ikut lomba serupa di India dan Filipina.
Atas
prestasi anak-anak Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa, ia
dianugerahi tanda penghargaan bersam tiga siswa berprestasi lainnya.
Semoga kisah ini bisa
menginspirasi bagi anak-anak Indonesia lainnya…
ConversionConversion EmoticonEmoticon